WaktuCom - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendadak emosi mendengar istilah Deparpolisasi. Menurutnya, kebanyakan orang sudah menyalahartikan istilah tersebut.
“Saya akan maju di depan untuk melawannya. Kenapa? Kalau kamu mau menghilangkan partai politik berarti kamu mau menghilangkan negara, loh,” ujar Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (10/3).
Istilah deparpolisasi sendiri muncul menyusul adanya langkah Ahok untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI melalui jalur independen.
Dikatakan Ahok, deparpolisasi merupakan tindakan untuk menghilangkan Partai Politik (Parpol), dan secara tidak langsung ingin menghilangkan negara. “Kenapa politisi menciptakan kita butuh Parpol? Ada Parpol yang waras lah, dia menciptakan independen karena Parpol yang waras sadar, partainya bagus bisa diisi orang-orang yang kurang bagus. Nah, itu diantisipasi di dalam konsep demokrasi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, mantan Bupati Belitung Timur itu juga mengatakan bahwa, usaha partai politik, melalui berbagai fraksi yang ada di DPR dengan menciptakan jalur independen untuk menghindari adanya monopoli negara oleh sebagian kelompok.
“Jadi independen ini ada juga dalam rangka menyehatkan Parpol, supaya rakyat tidak melakukan deparpolisasi. Untuk apa? Supaya bisa terpilih kepala daerah Parpol jadi koreksi gitu, loh,” tegasnya.
Dengan demikian, tambahnya, deparpolisasi merupakan bentuk pembodohan terhadap masyarakat sendiri yang mengharapkan tidak adanya Parpol.
“Jadi ini, (deparpolisasi,-red) suatu hal yang menyesatkan. Kalau dibilang deparpolisasi, berarti Parpol sendiri pengurusnya yang membuat orang enggak percaya,” pungkasnya.