WaktuCom - Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menetapkan batas akhir pendaftaran bakal calon gubernur selesai pada Juni 2016 bagi calon independen, serta Oktober 2016 bagi calon dari partai. Meski partai-partai telah mengusung sejumlah nama, tetap saja opsi dapat berubah di akhir waktu.
“Sangat besar kemungkinan, semuanya potensinya sama,” kata Ketua DPW PKB DKI Jakarta, Hasbiallah Ilyas ketika dihubungi Merdeka.com, Jumat (11/3)
Seperti diketahui, sebelumnya PKB telah mendeklarasikan akan mendukung musisi Ahmad Dhani maju sebagai bakal calon gubernur DKI. Ilyas menjelaskan, dukungan itu sewaktu-waktu dapat berubah sebab pencalonan bakal cagub tetap dalam proses penjaringan.
Ilyas menambahkan, proses penjaringan nama bakal cagub terbukti lama. Karena prosesnya wajib melewati pengurus anak cabang (PAC), dewan ceo cabang (DPC), dewan ceo wilayah (DPw) baru kemudian ke dewan ceo pusat. Namun sebelum diserahkan le DPP, nama-nama tersebut lebih diserahkan terhadap ulama-ulama.
“Mekanismenya semacam itu,” ujarnya.
Sementara itu menurut pengamat politik dari Cyrus Network, Hasan Nasbi, terpilihnya Ahmad Dhani hanyalah gimik PKB saja.
“Mungkin Ahmad Dhani ditarik bukan untuk meramaikan pilkada namun hanya untuk meramaikan proses penjaringan yang dilakukan PKB saja, agar sehingga perhatian publik,” ucap Hasan ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (11/2/2016).
Hasan berkata pernyataannya itu bukan tidak berdasar. Hal itu dilihat berdasarkan kejadian-kejadian sebelumnya. Tidak hanya Rhoma Irama, PKB sempat berniat mendukung Mahfud MD yang juga gagal.
“PKB kan semacam ini juga sama Rhoma Irama, Mahfud MD, bahkan Jusuf Kalla, tapi akhirnya kan enggak juga,” ucap dia.
Apalagi, apabila mengingat jumlah kursi PKB di DPRD DKI yang hanya 6 kursi saja. Kondisi ini membikin PKB bukan tergolong partai kuat dalam pilkada DKI. Bahkan, PKB tidak lumayan berkoalisi dengan satu partai saja.
Hasan berkata akan terjadi kompromi ketika PKB telah berkoalisi nanti.
“Mereka dapat saja melakukan penjaringan lalu hasilnya akan dinegosiasikan dengan partai koalisi. Ujungnya dapat saja yang diusung malah di luar hasil penjaringan semula tergantung hasil komprominya,” ucap Hasan.
Apalagi apabila PKB adalah partai dengan jumlah kursi terkecil dalam koalisi. Dia tidak mempunyai bargaining position yang kuat untuk mempertahankan calon milik mereka di hadapan kawan koalisi lainnya.
Jika memperhatikan faktor itu, bahkan Ahmad Dhani sekalipun belum tentu sehingga diusung oleh PKB. Hasan berkata PKB sebagai partai lama tentu mengenal situasi ini serta dapat memprediksi apa hasil di masa mendatang.
Dia mempertanyakan, apakah pengusungan Ahmad Dhani adalah niat serius alias tindak PHP (pemberi andalan palsu) semacam yang sudah-sudah? Apapun jawabannya, kata dia, tetap susah untuk mengusung Dhani sebagai cagub DKI.
“Karena kalaupun serius, ya itu tadi, PKB tetap wajib berkompromi dengan partai koalisi lainnya,” ucap dia.
Apakah hidup Ahmad Dhani akan semacam Rhoma Irama pada ketika pencalonan presiden 2014 lalu?
Saat pilpres 2014 lalu PKB sempat tertarik mengusung public figure yaitu Rhoma Irama . Ketika itu, si Raja Dangdut tersebut dijanjikan akan didukung oleh PKB untuk menjadi calon presiden.
Pada akhirnya, Rhoma batal diusung oleh PKB. PKB sendiri justru meninggalkan Rhoma serta mendukung Jokowi sebagai presiden. Rhoma sempat marah serta tidak terima dengan faktor itu.