WaktuCom - Jakarta - Pilihan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memilih jalur independen untuk maju pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jakarta 2017 ternyata menarik perhatian media internasional. The New York Times edisi 5 Juni 2016 misalnya mengulas sosok Ahok dan pilihan politiknya maju sebagai cagub DKI dari jalur non partai politik atau independen.
Ahok keluar dari Partai Gerindra yang mengantarnya terpilih sebagai wakil gubernur kemudian gubernur Jakarta. Ahok memimpin Jakarta tanpa ikatan dengan partai politik.
"Keputusannya maju tanpa dukungan partai politik telah mengguncang sistem politik (Indonesia)," tulis Joe Cochrane dalam artikel bertajuk Governor of Jakarta Bucks Indonesia's Party Politics, Senin (6/6/2016).
Salah satu yang terguncang oleh fenomena Ahok sudah barang tentu adalah partai politik. Selama ini parpol cenderung menempatkan kadernya yang duduk di parlemen dan kabinet hanya berdasarkan sistem kekerabatan bukan kompetensi. Sitem perpolitikan di Indonesia pun dikuasai oleh dinasti politik, pensiunan tentara atau pemilik modal yang menyumbang politikus.
Masih menurut New York Times, sejak era 1990 kemenangan kandidat gubernur maupun calon anggota legislatif yang maju independen sangat rendah. Namun Ahok bisa memecahkan rekor dengan kemenangan yang signifikan.
Charlotte Setijadi peneliti untuk program Ilmu Indonesia di Institut Studi Asia Tenggara-Yusof Ishak yang berbasis di Singapura mengatakan bahwa saat ini Ahok menampilkan dirinya sebagai sosok alternatif dalam sistem politik Indonesia. Ahok tampil saat kepercayaan publik terhadap partai politik menurun.
"Saya pikir ini akan membawa dia (Ahok) mendapatkan suara di Pilkada," kata Setijadi kepada New York Times.