Selamat Datang di WaktuCom Kumpulan Berita Terpercaya

Senangnya Bocah Papua Dapat Buku Tulis dari Jokowi

WaktuCom - Jayapura -Terik panas matahari yang begitu menyengat siang itu, tak menyurutkan anak-anak berkumpul di pelataran parkir Pasar Doyo Baru, Kecamatan Waibu, Kota Jayapura, Papua. Waktu menunjukan pukul 11.30 WIT.

Puluhan bocah ini menunggu di dekat mobil berplat RI-1. Tak lain yang ditunggu mereka adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi sendiri baru saja menyelesaikan penggunaan peresmian Pasar Doyo Baru, pada Sabtu (30/4/2016).

Yang ditunggu datang, Jokowi yang mengenakan kemeja putih ini langsung masuk ke mobilnya, setelah sebelumnya menyempatkan berkeliling di pasar. Salah seorang anggota Paspampres langsung meminta anak-anak yang rata-rata masih duduk di bangku SD ini mendekat ke mobil RI-1 tersebut.

"Anak-anak ayo ambil buku sama Pak Presiden. Cepat-cepat," ujarnya lantang.

Sontak, mobil Presiden yang sudah siap-siap tancap gas ini dikerubungi anak-anak yang menghampiri jendela mobil. Puluhan anak langsung berlarian girang berebutan buku tulis yang dibagikan Jokowi.

Ditemani Ibu Negara Iriana Jokowi, Jokowi membagikan ratusan buku tulis pada anak-anak yang datang bersama orang tuanya ke Pasar Doyo Baru sejak pagi hari, demi melihat Presiden yang ditunggu.

Setiap anak mendapat 5 buku tulis setebal 50 halaman tersebut. Morensayomi salah satunya. Dengan senyum sumringah, bocah kelas 5 SD Inpres Negeri Doyo Baru ini memperlihatkan buku pemberian Presiden.

"Senang sekali dapat buku dari Presiden. Buat belajar, kerjakan PR," kata Morensayomi.

Siswa yang bercita-cita jadi pemain bola seperti Boas Salosa ini bercerita, dia langsung berlari begitu melihat teman-temannya mengerubungi mobil Jokowi.

"Lari-lari tadi. Akhirnya dapat 5 buku," kata Morensayomi senang.

Video Rekaman Pak Ahok Pada Waktu Menjadi Anggota DPR

Sebuah Rapat DPR membuat anggota lain terdiam mendengarkan pernyataan2 Ahok yg tegas dan pedas
VIDEO





Ketua RW 3 Kampung Pulo: Banjir..? KITA KITA Udah Lupa Tuh!

WaktuCom - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meyakini ,
berbagai Upaya Penanggulangan banjir
yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sudah HAMPIR Berhasil.

“Sekarang Kamu TANYA sama Orang Kampung Pulo " Deh ...
Masih ada Cerita SINETRON Kampung Pulo Enggak ?!

Naah " Dulu kalo di TV itu .......
Selalu setiap namanya hujan dan ada banjir kiriman dari Bogor,
PASTI " Sutradara " Udah ke Kampung Pulo langsung Shoot...

Apalagi Kalau Banjirnya Udah 2 - 3 meter ..
Waaah... Udah jadi sinetron,” kata Ahok di Balai Kota,

Sebagaimana Penjelasan Pak Ahok .....
sejak Tanggul selesai dibangun,
Sudah 6 Kali , Air di Kali Ciliwung Pasang .
karena hujan lebat turun di Jakarta dan Bogor .

Meski demikian, Kampung Pulo tak lagi tergenang apalagi banjir.!

Genangan Air 50 Centimeter baru terjadi hari kemarin itu saja .....
dan itupun,karena Mobil Pompa datangnya Sedikit Terlambat.
“dan Kala itu Petugasnya ,Langsung TANGGAP Kok..
Begitu Di Telpon Langsung Meluncur Datang..!

Mobil Pompa biasanya kan, memang diparkir di sana...
Tapi karena Petugas kemarin itu libur, mobil mereka bawa pulang”
Ujar Dadang Ketua RT 5 RW. 3 Kelurahan Kampung Pulo. !

Nanti... “ Kalau PENGERJAAN Rumah Pompa Sudah Jadi,
Truk mesin Pompa Air, NGAK PERLU Datang lagi......

Rumah Pompa berfungsi, Saluran Air Juga Udah selesai dibangun,
Pasti Kampung Pulo DIJAMIN m Bebas dari Genangan Air .
..." Apalagi banjir , Dah Lupa Tuh...!

Wahahahahaha....." kata Pak Dadang Begitu Senang...
( Datangin Aja Kalau misalnya Ngak Percaya , ke RT 5 /RW 3 )

PENGAKUAN WARGA ini Memang Klop dan Sinkron dengan
PENJELASAN Pak Ahok terkait UPAYA PEMDA yang ADA .... .

Pak Ahok Mencontohkan ..
Bahwa Beberapa daerah-daerah Di DKI saat ini
yang dulunya KERAP menjadi “langganan ” Banjir Parah
tetapi kini Berangsur Angsur , TIDAK LAGI Dirasakan Warga ....

SAMA seperti “Di Grogol ( depan Untar ) sama Trisakti ...
dulu kalau Sudah hujan Tenggelam, sekarang masih Enggak Tuuh ? ”

Atas dasar itu, Ahok meyakini
jika semua Sistem Dapat berjalan dengan baik Kedepan ,
Genangan yang kemarin sempat muncul di beberapa kawasan di Jakarta
TIDAK Perlu Terjadi Lagi ...
termasuk di daerah-daerah yang tergolong sebagai daerah Resapan air.

Nah “Sekarang kenapa beberapa Daerah di Jakarta
Jika Banjir Kiriman atau Hujan LEBAT turun Berjam jam,
Masih ADA yang Tenggelam Begitu lama ?

Ya.., Karena mereka tinggal di daerah mangkok..!

kalau kamu tinggal di daerah mangkok,
Nih Debit Airnya lagi Tinggi ...,
ya Pasti Air Tetap aja enggak mau Ngalir...

Naaah " Caranya gimana ?
Ya pompa......

Makanya KITA UPAYAKAN ,
Agar Secepat Mungkin Pengerjaan SODETAN
Dapat segera Dapat RAMPUNG !

Lihat Video Ketua RW 3 Kampung Pulo: Banjir..? KITA KITA Udah Lupa Tuh!

Video Ketua RW 3 Kampung Pulo: Banjir..? KITA KITA Udah Lupa Tuh!

Ketua RW 3 Kampung Pulo: Banjir..? Warga kampung pulo Udah Lupa Tuh!
VIDEO



Pemilik Shio Ini Bakal Ketiban Hoki di Tahun Monyet Api

WaktuCom - Masyarakat Tionghoa merayakan tahun baru imlek yang menandakan pergantian dari tahun kambing kayu ke tahun monyet api pada Senin (8/2/1016). Masuknya tahun monyet api ini diyakini b‎akal memberikan keberuntungan bagi orang yang memiliki Shio tertentu. Lantas Shio apa yang akan mendapat hoki pada tahun ini?

Analis Fengshui Ferry Wong mengatakan, selain Shio monyet, orang yang memiliki Shio naga dan tikus juga akan mendapatkan keberuntungan pada tahun yang disebut juga ‎tahun Bing Shen ini.

"Shio yang paling bagus itu naga dan tikus, bintang keberuntungannya ada di Shio itu,"

Dia menjelaskan, yang dimaksud dengan mendapatkan bintang keberuntungan yaitu pemilik Shio tersebut akan mendapatkan kemudahan dalam berusaha, bekerja, dan soal kehidupan sosial. Namun demikian, pemilik Shio naga dan tikus tetap harus memiliki usaha yang keras jika ingin mencapai sesuatu.

"Tetapi karena mereka lebih hoki di tahun ini, jadinya kalau melakukan sesuatu itu akan lebih mudah dibandingkan dengan pemilik Shio lain. Tetapi tetap butuh kerja keras," kata dia.

Sementara yang dinilai perlu waspada pada tahun monyet api ini yaitu pemilik Shio macan, babi, dan ular. Ketiga Shio ini dinilai berseberangan dengan tahun monyet api.

"Yang perlu waspada itu macan, babi, dan ular. Dari analisa, ini berseberangan, jadi perlu waspada," lanjutnya.

Meski demikian, kata Ferry, pemilik ketiga Shio ini bukannya tidak memiliki kesempatan untuk berusaha dan bekerja di tahun ini. Hanya saja, pemilik Shio tersebut harus ekstra kerja keras untuk mencapai target yang diinginkan.

"Peluang untuk berusaha masih ada, tetapi lebih berat ketimbang Shio naga dan tikus, harus ekstra kerja keras. Jadi bagi yang hoki (Shio naga dan tikus) usahanya lebih gampang. Kalau yang perlu waspada (macan, babi, dan ular) usahanya harus lebih keras lagi, supaya bisa mendapatkan hasil," tandasnya.

Berikut daftar tahun kelahiran berdasarkan Shio:

1. Naga: ‎1940, 1952,1964, 1976, 1988, 2000, 2012
2. Tikus: 1936,1948,1960,1972,1984, 1996,2008
3. Monyet: 1944,1956,1968,1980,1992, 2004, 2016
4. Macan: 1938, 1950, 1962, 1974, 1986, 1998, 2010
5. Babi: 1947, 1959, 1971, 1983, 1995, 2007, 2019
6. Ular: 1941, 1953, 1965, 1977, 1989, 2001, 2013
7. Kerbau: 1937, 1949, 1961, 1973, 1985, 1997, 2009
8. Kelinci: 1939,1951, 1963, 1975, 1987, 1999, 2011
9. Kuda: 1942, 1954, 1966, 1978, 1990, 2002, 2014
10. Kambing: 1943, 1955, 1967, 1979, 1991, 2003, 2015
11. Ayam: 1945, 1957, 1969, 1981, 1993, 2005, 2017
12. Anjing: 1946, 1958, 1970, 1982, 1994, 2006, 2018.

Ruhut Kalau Fahri Hamzah Gabung ke Demokrat, Saya Keluar dari Partai

WaktuCom - Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul tak mempermasalahkan jika Fahri Hamzah hendak bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.


Namun, Ruhut tak rela jika pertemuan tersebut berujung masuknya Fahri ke partai berlambang Mercy itu.

"Kalau Fahri gabung Demokrat, aku keluar dari partai," kata Ruhut saat dihubungi, Rabu (20/4/2016) pagi.

Ruhut mengatakan, selama ini dirinya yang paling sering mengkritik Fahri Hamzah. Oleh karena itu, Ruhut merasa tidak mungkin bisa satu partai dengan Fahri.

Ruhut bahkan pernah mengaku sudah sejak lama meminta kepada Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera Salim Segaf Al Jufri agar memecat Fahri Hamzah.

Ruhut menganggap, "memelihara" Fahri sama sama "memelihara" kehancuran.

"Berapa kali saya mengatakan, heh Fahri Hamzah kau itu kader PKS yang menggunting dalam lipatan. Berapa kali aku bilang itu tiap berantem sama dia," ucap Anggota Komisi III DPR ini.

Ruhut mengatakan, SBY adalah sosok negarawan sehingga akan menerima siapa saja yang hendak menemuinya.

Namun, dia yakin SBY akan lebih memilih dirinya ketimbang Fahri.

"SBY negarawan akan nerima curhat siapapun. Tapi Fahri, saya yakin ada catatan di hati SBY yang paling dalam. Waktu SBY Presiden, yang paling keras kritik pemerintah itu Fahri Hamzah," ucap Ruhut.

Fahri Hamzah berencana bertemu SBY dalam waktu dekat. Hal tersebut diungkapkan Fahri saat menyambangi ruang wartawan DPR, Selasa (19/4/2016).

Fahri saat itu menemui Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Syarief Hasan, yang sudah tiba terlebih dahulu di ruang wartawan.

"Saya ini kan tetangga Pak SBY. Saya mau ketemu beliau bersama Pak Syarief. Mohon waktu, saya mau cerita," kata Fahri kepada Syarief, Selasa sore.

Ia menuturkan, sebagai Presiden selama dua periode, SBY memiliki banyak ilmu tentang Indonesia. Fahri juga melihat SBY sebagai sosok pemimpin yang besar karena kritik.

"Anda tahu kan, 10 tahun Pak SBY memimpin. Saya ini adalah tukang kritik Pak SBY. Alhamdulillah, saya enggak ada masalah," ujar politisi yang dipecat Partai Keadilan Sosial itu.

"Waktu saya ketemu beliau (SBY) berkali-kali, beliau selalu bilang 'teruskan (kritik), Dinda. Teruskan'," kata Fahri menirukan kalimat SBY.

Fahri enggan berkomentar saat ditanyakan apakah pertemuan tersebut dapat diartikan bahwa dirinya akan merapat ke Partai Demokrat.

Ahok Merasa Kesal Terus Diganjal: Kalau Mau Jadi Gubernur, Ambil Aja Deh

WaktuCom - Jakarta - Bakal calon gubernur DKI petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyebut ada yang terus berusaha mengganjal niatnya maju di pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jakarta 2017 melalui jalur independen. Pihak itu tentu saja adalah lawan politiknya yang tak lagi menghendaki Ahok memimpin Jakarta.

Setelah gagal memasukkan syarat yang memperberat calon independen, kini muncul isu bahwa dukungan fotokopi kartu tanda penduduk harus bermeterai. Ahok merasa jika semua dukungan harus bermeterai tentu akan memberatkan. Ilustrasinya, satu meterai berharga Rp 6.000 sehingga bila 1 juta dukungan, maka butuh Rp 6 miliar.

Ahok mengaku saat ini tak mau ambil pusing dengan persyaratan calon independen di Pilgub DKI. Termasuk jika dia gagal maju Pilgub DKI hanya gara-gara KTP dukungan tak bermeterai. Dia pun mempersilakan calon lain 'mengambil' jabatan gubernur DKI Jakarta.

Toh hingga kini Ahok tak melihat program-program yang ditawarkan oleh para calon tersebut selain hanya ingin mengganjal langkahnya maju Pilgub DKI.  "Orang pengin banget jadi gubernur. Orang enggak pernah kasih program apa kalau jadi gubernur. Saya sampai hari ini enggak dengar programnya apa. Jadi kalau mau jadi gubernur, ambil aja deh. Kalau cuma gara-gara KTP saya enggak bisa ikut (Pilgub DKI)," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (20/4/2016).

Ahok pun memilih berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI yang akan berakhir pada 2017 nanti. "Saya sampai Oktober 2017 saya berusaha semampu saya, habis itu silakan pesta pora," kata dia.

Soal persyaratan bermeterai di fotokopi dukungan ini sebenarnya sudah dijelaskan oleh Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hadar Nafis Gumay. Menurut dia meterai disertakan dalam satu bundel dukungan kolektif per desa atau kelurahan bukan satu meterai untuk satu surat pernyataan dukungan per orang.

"Jadi setiap bundel dukungan untuk satu desa, mereka perlu mereka meletakkan meterai dan ditandatangani bakal calon di atas meterai tersebut. Jadi bukan satu meterai untuk satu orang yang memberikan pernyataan dukungan," ujar Hadar.

RRC MAJU KARENA BERANI HUKUM TEMBAK MATI PARA KORUPTOR

WaktuCom - Pada Agustus 2015 lalu, Politikus senior PDI Perjuangan Sabam Sirait ada di barisan penerima tanda kehormatan dari Presiden Joko Widodo. Ia duduk di satu kursi. Karena usia, Sabam tidak kuasa berdiri seperti tokoh-tokoh lain yang ada dalam peluang itu.

Walau fisik tergopoh-gopoh, ayah dari politikus Maruarar Sirait ini belum putus mencurahkan pemikirannya untuk perkembangan bangsa Indonesia. Ia mengakui, telah merampungkan tiga buku. Dua buku yang lain tentang politik luar negeri dan bangun masa depan Indonesia masih tetap dalam step penyelesaian.

Kelihatannya, semangat ini bisa mencerminkan bagaimana tanda kehormatan dilayangkan padanya. Sabam sudah jadi anggota DPR GR/MPRS pada 1967. Pernah menjabat sebagai Ketua Panitia Otonomi Khusus Papua, dan demikian kali memimpin delegasi parlemen Indonesia dalam Konferensi Inter Parliamentary Union dan Asia Pasifik.

Semangat mencurahkan pemikiran untuk bangsa dibalut dengan keteguhan hati untuk berlaku jujur. Menurutnya, tersebut kunci membangu Indonesia yang lebih baik. Dengan kejujuran dan kerja keras, jadi Indonesia bisa mengalahkan Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Jepang, hingga Tiongkok.

justify;">
Manfaat mendorong perilaku jujur, Sabam begitu keras bertemura tentang
hukuman mati untuk koruptor. Menurut dia, ketentuan di Indonesia masihlah memperbolehkan hukuman itu diterapkan.

“Tiongkok lebih maju dari saat ini lantaran mereka berani menembak koruptornya, ditembak mati. Jadi semuanya mesti ditembak mati, di Lapangan Merdeka bila butuh. Jadi tidak peduli itu om-nya, saudaranya, semuanya mesti jujur mengurusi Tanah Air ini, ” tuturnya di Istana Negara, Jakarta, Kamis (13/8/2015).

Menurut Sabam memanglah banyak tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia. Begitu juga dengan penyematan Bintang Mahaputera Paling utama memberi beban sendiri. Tetapi, ia lega telah dapat melakukan dengan baik. Berupaya melindungi dan mengamalkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, nasionalisme, dan kesatuan Indonesia.

“Keputusannya begitu berat namun karena kita telah melakukannya dengan baik, kita berupaya untuk hidup dengan jujur dan menginginkan mengabdi. ”

“Beberapa hari kemarin sesudah sebagian menteri dan anggota DPR ditindak KPK, kata istri saya, kapan kau di tangkap? Ya saya bersedia di tangkap bila memanglah ada secuil kekeliruan saya untuk negara ini. Jadi kita mesti jagalah semua pulau-pulau kita, tidak bisa sejengkal juga di ambil orang lain, kita harus jagalah, ” tuturnya.

Video Ketum Marahi Yang Pakai Logo Pin PKI

Video Ketum Marahi Yang Pakai Logo Pin PKI
VIDEO

Siapakah orang asli pribumi Indonesia?

Dalam konteks sosial masyarakat Indonesia modern, seringkali kita jumpai istilah "pribumi" yang biasanya mengacu pada identitas orang asli di daerah tertentu. Memang secara umum kita mengenal klasifikasi umum etnis kesukuan lokal Indonesia, misalnya orang Batak itu di Sumetera Utara, orang Sunda itu di Banten dan Jawa Barat, orang Minang di Sumatera Barat, orang Bugis di Sulawesi Selatan, orang Dayak di Kalimantan Tengah dan Barat, dlsb. Namun di sisi lain, istilah "pribumi" ini sendiri juga kerap digunakan sebagai pembeda antar golongan masyarakat yang dianggap sebagai orang/suku/etnis asli Indonesia dengan mereka yang dianggap sebagai "kaum pendatang".

Dikotomi antar istilah 'pribumi' dan 'pendatang' ini menjadi polemik tersendiri dalam konteks sosial bermasyarakat di Indonesia. Tapi pernah gak sih lo berpikir siapa sebetulnya orang asli pribumi di Indonesia ini? Apakah memang orang Jawa itu orang asli pribumi daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur? Sejak kapan saudara kita Orang Jawa yang medok itu tinggal di Pulau Jawa? Mungkin kalo kita bertanya pada orangtua atau guru, jawabannya cuman 'sudah dari sono-nya'. Tapi apakah kita puas dengan jawaban semacam itu?

Nah, dalam kesempatan ini, gua mau mengupas pertanyaan "Siapakah orang asli pribumi Indonesia" dengan tinjauan sejarah. Dari mulai sejak kelompok manusia pertama yang datang ke Indonesia, hingga kelompok-kelompok berikutnya. Dari penjabaran gua di bawah ini, moga-moga kita semua jadi semakin paham konteks 'pribumi' dan 'pendatang', sekaligus menjawab siapakah orang yang pantas disebut sebagai orang asli pribumi Indonesia, dan siapakah yang sebetulnya 'hanya' kaum pendatang. Yuk kita mulai cerita sejarahnya!

Halaman Intro 1  2  3  4  5  6  7

Kedatangan etnis Arab (Semit, Arabic, dkk)

Kedatangan etnis Arab di Kepulauan Nusantara berbeda dengan Tionghoa dan India, karena tidak punya gelombang khusus yang menandai kedatangan mereka secara masal, melainkan secara gradual, perlahan namun konsisten. Sejak abad 7 Masehi, etnis Arab datang ke Indonesia untuk berdagang dan sebagian untuk menyebarkan agama Islam. Sebagian dari mereka ada yang kembali tapi tidak sedikit juga yang memutuskan untuk menetap di wilayah Nusantara. Bahkan sebagian dari etnis Arab sangat membaur dengan masyarakat lokal seperti para pedagang Arab di Kepulauan maluku dan Nusa Tenggara sehingga mengadopsi nama keluarga lokal di sana. Beberapa kelompok lain, membuat komunitas semi ekslusif, terutama ketika jaman pendudukan Belanda, dimana etnis Arab juga sempat difasilitasi oleh pemerintahan Hindia Belanda dengan dibuatkan perkampungan khusus untuk keturunan Arab di daerah Koja Batavia.

Mayoritas keturunan Arab di Indonesia memiliki leluhur dari daerah Hadramaut (Yemen), dan sebagian dari Arab Hijazi (Saudi, Qatar, Oman, Kuwait, dsb). Lucunya, saat ini jumlah masyarakat keturunan Hadramaut di Indonesia malah jauh melebihi jumlah masyarakat di tempat asal leluhur mereka sekarang di Republik Yemen. Demikianlah, latar belakang sejarah singkat (banget) tentang pembauran etnis Arab di Nusantara. Itulah sebabnya, banyak nama-nama dan marga dengan corak Arab yang sering kita jumpai pada teman sekelas, tetangga, tokoh nasional, maupun para selebriti, seperti nama Assegaf, Shihab, Baswedan, Albar, Alatas, Jamal, dll. Tentunya pembauran etnis Arab ini juga semakin memperkaya diversity di Indonesia.

Jadi siapa dong orang pribumi asli Indonesia?

Dari pembahasan panjang gua di atas, mungkin rasanya akan semakin sulit untuk menjawab pertanyaan "Siapakah orang asli pribumi Indonesia?". Memang wajar kalo lo jadi makin merasa bingung ngejawabnya, karena memang pada dasarnya konteks "orang asli pribumi" saja sudah rancu. Dalam tinjauan sejarah, daerah Nusantara ini pada mulanya adalah tanah tak bertuan, sampai akhirnya banyak kedatangan para pendatang sejak jaman Homo erectus, hingga berbagai banyak jenis dan rumpun manusia dateng dan akhirnya nyebut Nusantara ini sebagai rumah mereka.

Dalam polemik sosial masyarakat modern Indonesia, sebetulnya definisi dari 'kaum pribumi' itu sendiri sangat rancu. Jika indikator 'pribumi' adalah masyarakat yang paling lama tinggal, maka berarti yang pantas disebut pribumi asli Indonesia adalah Homo erectus yang tinggal di Nusantara ini selama kurang-lebih 1,5 juta tahun. (itu lama banget men!!) Tapi jika definisi 'pribumi' itu adalah manusia modern (Homo sapiens) yang pertama datang ke Bumi Nusantara, maka jawabannya adalah rumpun Melanesia yang sekarang direpresentasikan oleh suku-suku di Papua. Nah lho...apakah itu berarti orang pribumi Indonesia itu cuma orang Papua?? Terlepas dari semua definisi itu, gua pribadi sebagai guru sejarah, berpendapat bahwa...

pada hakikatnya, semua manusia yang ada Indonesia itu adalah pendatang.

Jadi ya memang betul bahwa warga keturunan Arab (semit), India (dravida, tamil), dan Tionghoa (sino-tibetan) di Indonesia adalah pendatang, sebagaimana orang Melayu (austronesia) dan Papua (melanesia) di Indonesia juga adalah pendatang. Bumi Nusantara dulunya adalah tanah tak bertuan hingga para manusia dari berbagai rumpun kesukuan berdatangan silih berganti dan mengklaim tanah ini adalah milik mereka, kekuasaan jatuh-bangun dari jaman Kerajaan, Hindia Belanda, sampai akhirnya kini menjadi negara Indonesia yang mewarisi keanekaragaman yang luar biasa. Perlu kita ingat bahwa kekayaan budaya yang kita nikmati sekarang ini lahir dari proses asimilasi, menerima perbedaan budaya, menghasilkan budaya campuran, dan akhirnya menjadi identitas bangsa yang baru, bernama Indonesia. Demikianlah pembahasan gua tentang asal-usul kedatangan manusia yang menjadikan keanekaragaman etnis yang sangat kaya di Indonesia, moga-moga bermanfaat dan menambah pengetahuan lo semua!

Halaman Intro 1  2  3  4  5  6  7

Kedatangan etnis India (Dravida, Tamil, dkk)

Berbeda dengan kedatangan etnis Tionghoa, kedatangan masyarakat India dan Arab tidak ditandai dengan gelombang atau peristiwa khusus. Melainkan melalui proses yang terjadi secara gradual seiring dengan meningkatnya sektor perdagangan di bumi Nusantara. Semenjak perdagangan mulai rame di Nusantara, banyak pedagang dari India dan Arab yang datang dan menetap, menyebarkan agama dan menikah dengan orang lokal Nusantara.

Pengaruh budaya India di Nusantara, selain ditandai pada corak kerajaan Hindu pada awal abad masehi, juga sempat dipengaruhi aktivitas perdagangan Eropa di Nusantara. Pada abad 15-16, banyak pelaut Portugis yang membawa orang-orang India bagian selatan (Tamil) untuk jadi buruh pekerja di pos-pos ataupun perkebunan Portugis. Hal yang sama juga terjadi saat jaman Belanda, ketika Kota Medan lagi banyak melakukan pembangunan, pemerintah Hindia Belanda ngerekrut banyak pekerja dari suku Tamil untuk bikin infrastruktur macem jalanan dan perumahan. Bahkan sampai sekarang keturunannya bisa lo temuin di Kampung Madras (dulu namanya Kampung Keling) di Kota Medan! Hah? Masa iya ada masyarakat dengan budaya India yang tinggal di Indonesia? Kalo gak percaya, coba lo tonton salah satu liputan di youtube berikut ini:

Berbeda dari suku Tamil, orang-orang dari India bagian utara (Gujarat, Sikh, Bengali, dsb) kedatangannya lebih mirip dengan cara orang Arab, yaitu berdagang. Walaupun jumlahnya jauh lebih sedikit ketimbang keturunan Tionghoa, keberadaan orang-orang India dan cukup menghiasi keanekaragaman asal-usul seluruh penduduk Indonesia jaman modern.

Halaman Intro 1  2  3  4  5  6  7

Kedatangan etnis Tionghoa (Sino-Tibetan)

Nah, setelah Faxian dan Yijing yang gue sebut di atas, diaspora masyarakat dari Tiongkok berlangsung dalam beberapa gelombang. Gelombang pertama yang cukup besar dipengaruhi oleh kebijakan Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Wikramawardhana yang liberal dan memperbolehkan semua orang dari ras dan agama apapun untuk berdagang dan menyebarkan agamanya di daerah kekuasaan Majapahit.

Kebijakan ini membawa peluang bagi Laksamana dari Dinasti Ming, Zheng He (Cheng Ho/Ma Sanbao/Sampokong) yang beragama Islam untuk bolak-balik ngunjungin pantai utara Jawa bagian Tengah untuk berdagang pada awal abad 15. Zheng He sendiri yang beragama Islam ngebawa rombongan Tionghoa muslim, Buddha, Tao, dan Konghucu untuk berdagang bersama di Pulau Jawa.

Gelombang migrasi kedua terjadi pada saat Gubernur Jendral Hindia Belanda, Jan Pieterszoon Coen berhasil nguasain Jayakarta (1619) dan membangun Kota baru bernama Batavia (dari reruntuhan Jayakarta). Pada masa pembangunan itu, tentu dia memerlukan pekerja, pedagang, dan penduduk kota dong, masa kosong isinya cuma segelintir orang Belanda aja. Coen yang mungkin saat itu khawatir banyak masyarakat lokal yang masih menyimpan dendam, memutuskan untuk mendatangkan orang-orang dari tanah Tiongkok untuk dipekerjakan menjadi buruh dan pedagang. Tapi di satu sisi, bukan berarti masyarakat pendatang Tionghoa ini berpihak pada Belanda. Seiring dengan semakin kompleksnya interaksi budaya, mulai berkembanglah masalah-masalah sosial.

Sampai akhirnya terjadi peristiwa maha akbar yang sayangnya kurang diliput sama buku sejarah yaitu Geger Pecinan, yaitu ketika orang-orang Tionghoa dari seluruh pelosok Jawa bahu-membahu dengan masyarakat Jawa lokal untuk melakukan pemberontakan melawan belanda. Saking dahsyatnya Geger Pecinan, peristiwa ini berujung kepada pemisahan Kesultanan Mataram jadi empat kekuasaan terpisah.

Di sisi lain, ternyata kebijakan Belanda yang antipati dengan masyarakat setempat membuat Belanda juga mererekrut pekerja dan pedagang dari Tiongkok (juga India dan Arab) untuk kerja dan dagang di belahan Nusantara lainnya, seperti Pontianak, Medan, Maluku, Papua, Makassar, Padang, dll. Saking gak percaya-nya Belanda dengan masyarakat lokal, dibuatlah perkampungan-perkampungan Pecinan yang dibikin eksklusif sama pejabat-pejabat Belanda. Nah, ini dia nih sumber permasalahan berbau rasisme yang sampe sekarang masih menghantui kondisi sosial masyarakat Indonesia. Hanya gara-gara ulah Orang Eropa yang pada waktu itu selalu nganggep manusia perlu diklasifikasi, sehingga akhirnya berujung pada justifikasi dan perilaku diskriminatif terhadap golongan etnik tertentu. Hal itu berlarut-larut menjadi dampak yang lebih luas, dari mulai ekslusivitas sampai kecemburuan sosial dan masih terus mengakar pada masyarakat modern Indonesia.

Terlepas dari itu semua, masyarakat Tionghoa gelombang pertama dan kedua ini sekarang lebih akrab disebut sebagai “peranakan”, karena relatif lebih membaur dengan masyarakat lokal. Sementara istilah “totok”, dialamatkan untuk keturunan Tionghoa yang melakukan migrasi pada gelombang ketiga, yaitu pada awal abad 20. Di masa ini, Revolusi Tiongkok yang dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen membawa pergolakan politik dan sosial sehingga banyak rakyat Tiongkok yang memilih untuk pergi ke Hindia Belanda untuk mengadu nasib. Singkat kata singkat cerita, ketiga gelombang migrasi inilah yang memperkaya kebhinekaan Indonesia dengan memiliki etnis Tionghoa dengan jumlah sekitar 2,8 juta jiwa.

Halaman Intro 1  2  3  4  5  6  7

Kedatangan Sino-Tibetan, Dravidian, dan etnis Semitic

Dalam periode kurang lebih seribu tahun setelah kedatangan etnis Melayu di Nusantara, peradaban dan kebudayaan Austronesia berkembang semakin kompleks dan mulai melakukan interaksi perdagangan dengan kebudayaan lainnya, termasuk transaksi logam hasil kebudayaan Dong Son di Vietnam. Transaksi logam dengan peradaban yang jauh di seberang lautan ini juga memicu orang-orang Melayu Austronesia di Nusantara untuk mengembangkan industri metalurgi logam mereka sendiri.

Ternyata, interaksi perdagangan sekelompok masyarakat Austronesia di Nusantara ini berkembang menjadi sangat ramai. Sampai akhirnya Nusantara ini mengundang kedatangan banyak pedagang dari peradaban luar pada awal abad Masehi, yaitu peradaban Dravidian, Sino-Tibetan, dan etnis Semit. Dalam dunia modern, peradaban Dravidian lebih akrab kita kenal dengan nama India, sementara peradaban Sino-Tibetan kita kenal sekarang dengan nama Tionghoa, dan etnis Semit direpresentasikan dalam dunia modern pada budaya di Asia Tengah seperti Arab dan Yahudi.

Dalam artikel ini, ke depannya gua akan menyederhanakan penyebutan Dravida = India, Sino-Tibetan = Tionghoa, Semit = Arab untuk mempermudah lo membayangkan serta menyesuaikan dengan konteks dunia modern. Tapi tolong jangan diartikan bahwa ketika gua menyebut "India", "Tiongkok", maupun "Arab" itu mengacu pada warga keturunan negara India, Arab, dan China. Karena baik Kerajaan Arab, Republik China, maupun Negara India baru terbentuk pada abad 20. Sementara itu, para pedagang dravida, sino-tibetan, dan semitic yang dulu datang ke wilayah Nusantara, sama sekali tidak membawa atribut kenegaraan yang sekarang kita kenal di dunia modern.
Dari antara tiga gelombang pendatang baru ini, orang dravida (India) memulai perjalanannya lebih dulu ke daerah Nusantara untuk berdagang sejak abad 1 masehi. Sedangkan pendatang Sino-Tibetan baru melakukan eksplorasi besar-besaran di perdagangan Nusantara sejak dinasti Han runtuh awal abad 3 masehi. Sementara itu orang Semit mulai pertama kali berdatangan ke pulau Sumatera untuk berdagang dan menyebarkan agama pada abad 7 Masehi.

Pada awal abad masehi, kebudayaan India dijadiin tolok ukur kemajuan suatu suku/daerah. Para penguasa lokal berlomba-lomba untuk mengadopsi budaya India (termasuk agama Hindu, bahasa Sanskerta, dan tulisan Pallawa) agar bisa dianggep keren. Jadi deh tuh, kerajaan-kerajaan awal bercorak India di Nusantara, dari mulai Kerajaan Salaka Nagara, Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanagara, dll.

Sementara itu, catatan sejarah awal tentang kedatangan masyarakat Sino-Tibetan ke wilayah Nusantara ditandai oleh catatan perjalanan biksu bernama Faxian (Fa Hsien) pada awal abad 5 Masehi yang gak sengaja terdampar ke wilayah Nusantara karena badai. Selain itu, biksu Yijing (I Tsing) pada abad 8 masehi dari dinasti Tang juga ngelaporin tentang sebuah kerajaan maritim yang sangat besar di Sumatera yang dia sebut sebagai Sanfotsi (padahal yang dia maksud itu Kerajaan Sri Vijaya).

Pada abad 7 masehi, para pedagang dari Arab mulai berdatangan ke Pulau Sumatera. Para pedagang Arab ini berperan sebagai distributor komoditas dan hasil bumi Nusantara seperti cengkeh dan pala dari Maluku di pasar Timur tengah maupun Eropa. Hubungan dagang antara para pedagang Arab dan lokal dari Nusantara ini semakin penting untuk sendi perekonomian Timur Tengah hingga gosip politik di kawasan Nusantara ini pun sampai menjadi buah bibir di jazirah Arab nun jauh di seberang benua. Contohnya adalah cerita tentang Maharaja Zabag (Sri Vijaya) waktu berantem sama raja dari Khmer (Kamboja) yang beritanya sampai tersebar luas di masyarakat Timur Tengah pada abad 13 Masehi.
Jadi sejak abad pertama Masehi, Nusantara itu tidak lagi ekslusif dihuni oleh bangsa Austronesia maupun campuran Melanesia, dimana para pendatang baru sudah mulai bermunculan dari wilayah Asia Timur, Asia Selatan, dan Asia Tengah. Sebagian besar dari pendatang ini memiliki peran sosial sebagai pedagang dan rohaniawan, dan tidak sedikit juga yang mutusin buat menetap dan kawin campur dengan orang lokal Indonesia. Mirisnya, kedatangan budaya India, Tiongkok, dan Arab ini masih banyak salah dimengerti oleh masyarakat umum dan sedikit banyak menjadi bahan pemicu konflik rasial di Indonesia. Nah, sudah menjadi tugas gue sebagai guru Sejarah untuk meluruskan pemahaman yang keliru ini. Jadi gua putuskan untuk membahas secara khusus kedatangan dari tiga budaya yang masuk pada awal abad masehi ini.

Halaman Intro 1  2  3  4  5  6  7

Kedatangan Homo sapiens (Melayu – Austronesia)

"Suatu sore di pesisir pantai yang tenang di utara Pulau Borneo, 5200 tahun yang lalu, ada dua orang pemuda melanesia Alkawari dan Anatjari yang lagi nyari kerang untuk dimakan sekaligus cangkangnya dibikin jadi perhiasan buat calon-calon bini mereka di kampung. Tiba-tiba Anatjari bengong mematung sambil ngeliat cakrawala. Alkawari nanya dengan suara pelan sambil ngibas-ngibasin tangan di depan muka temennya itu, “Dahaka?” (ada apaan sih men?), yang hanya dibalas dengan tunjukan jari Anatjari ke ufuk utara. Alkawari memincingkan mata karena susah ngeliat hal yang dimaksud. Setelah menunggu beberapa menit, benda yang dimaksud pun semakin keliatan jelas. Ternyata benda itu adalah belasan kano bercadik dua yang mengapung di laut, bermuatan 4-10 orang khas bangsa Austronesia. Semenjak itu, tidak ada yang tau nasib Alkawari, Anatjari, calon-calon bini mereka, dan kampung mereka. Sebab sore itu, Nusantara kedatangan lagi bangsa yang akan menyebut daerah ini sebagai rumah mereka."
Paragraf di atas itu sebetulnya cuma fiksi karangan gua doang untuk mengilustrasikan kedatangan gelombang kedua Homo sapiens ke Bumi Nusantara ini yaitu kelompok melayu-austronesia. Rumpun Austronesia ini merupakan rumpun yang sangat besar, mencakup suku Melayu, Formosan (Taiwan), Polynesia (Hawaii, Selandia Baru, dsb).
Muka bulet, idung lebar, rambut item tebal sedikit bergelombang, dan kulit kecoklatan, merupakan ciri-ciri bersama satu rumpun Austronesia ini. Suku ini dateng ga cuma modal nekat doang, tapi juga membawa serta "amunisi" mereka berupa hewan ternak seperti ayam, babi, dan bibit padi, dll. Kebiasaan mereka dalam nanem padi menimbulkan kebutuhan akan adanya lahan pertanian yang luas serta teknologi irigasi yang "canggih". Salah satu sisa budaya asli Austronesia yang masih bisa lo liat sekarang adalah sistem irigasi menggunakan sengkedan (terasering).

Berbekal kepiawaian dalam berlayar menggunakan teknologi maritim supercanggih saat itu (kano bercadik dua yang sangat stabil walaupun diguncang badai dan ombak) serta sistem pertanian yang efektif, tinggal tunggu waktu aja deh sampe seluruh Nusantara ini bisa dijelajah dan dikuasai oleh rumpun Melayu Austronesia. Dalam masa peralihan dari melanesia menuju austronesia, sampai jaman setelah masyarakat Nusantara mengenal tulisan, udah ga ada lagi tuh jejak-jejak kebudayaan maupun ciri fisik masyarakat Melanesia di pulau-pulau bagian barat Nusantara (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan Lombok).

Sedangkan di kepulauan Nusantara bagian timur, kita masih bisa melihat jejak hasil pertukaran budaya dan juga gen Melanesia pada masyarakat Kepulauan Maluku, Papua bagian pesisir, dan Kepulauan NTT. Dari segi morfologis, masyarakat yang berasal dari Indonesia timur merupakan campuran antara rumpun Austronesia (muka bulat, hidung lebar) dan rumpun Melanesia (rambut ikal atau malah keriting kecil, kulit lebih gelap). Melanesia “asli”-nya sendiri pada ke mana? Mereka yang tersisa di Kepulauan Nusantara hanyalah mereka yang berhasil menetap tanpa gangguan di pedalaman Papua, dan masih setia dengan kebijaksanaan lokal mereka seperti berkebun dalam skala kecil, berburu binatang, dan hidup dalam masyarakat kesukuan.

Orang-orang Melayu yang dateng ke Nusantara juga secara umum bisa dibagi dua:

Melayu yang mager (males gerak)
Melayu yang ga bisa diam.
Melayu-melayu mager ini bukannya berarti orangnya males, tapi emang udah berhasil menciptakan masyarakat yang stabil sehingga sudah tidak diperlukan lagi mobilisasi penduduk. Keturunan Melayu golongan pertama ini bisa kita liat pada suku Nias di Pulau Nias dan suku Dayak di pedalaman Kalimantan, yang juga biasa disebut sebagai “Proto Melayu” (Proto = purwa/primitif).
Sedangkan di sisi lain, ada golongan melayu yang karena alasan tertentu (misalnya: kondisi geografis, iklim, bencana, dll) merasa perlu untuk terus berpindah tempat sekaligus berinteraksi dengan kelompok lain di sekitarnya, sehingga memungkinkan adanya percampuran budaya, bahasa, serta gen. Keturunan Melayu yang gak bisa diem ini salah satunya adalah gue yang berasal dari suku Minangkabau, lo yang dari Jawa, lo yang orang Banjar, Bugis, Makassar, Bali, Lombok, Batak, Aceh, Madura, Minahasa, dan puluhan suku-suku lain yang kita kenal di Indonesia serta biasa disebut sebagai “Deutero Melayu” (Deutero = Berulang/ulangan).

Jadi, bedanya apa sih antara Proto dan Deutero Melayu? Bedanya ya cuma yang Proto itu menetap di tempat terpencil sehingga menyulitkan terjadinya percampuran gen yang lebih variatif, sedangkan Deutero menetap di tempat yang memungkinkan untuk terjadinya percampuran gen. Jadi proto dan deutero itu gak menggambarkan siapa yang duluan dateng ya, tapi cuma yang satu netap, yang satu lagi pindah-pindah dan membaur. Gitu coy!
Bangsa Melayu dapat dikatakan sangat pewe tinggal di Kepulauan Nusantara. Mereka beranak-pinak dan ujung-ujungnya bikin beragam peradaban dan kebudayaan-kebudayaan yang masih bisa kita nikmatin sampe sekarang. Bangunan rumah panggung atap rumbia, tarian, baju daerah yang warna-warni, wajah dan badan yang dibubuhin tato, bahkan bahasa-bahasanya, masih bercirikan Austronesia. Gak cuma yang ada di Indonesia ataupun Malaysia doang, kebudayaan serupa juga bisa lo temuin di orang Maori (Selandia Baru), Rapa Nui (Pulau Paskah), orang Asli Taiwan, Madagaskar, dan pelosok-pelosok Austronesia lainnya. Tapi, sama seperti sebelumnya, stabilitas yang sebelumnya terbangun pasti akan menghadapi tantangan baru, perubahan selalu terjadi, nothing lasts forever…

Halaman Intro 1  2  3  4  5  6  7

Kedatangan Homo sapiens gelombang pertama (Melanesia)

Sama seperti erectus, Homo sapiens atau manusia modern juga berasal dari Afrika dan melakukan migrasi besar-besaran ke seluruh penjuru dunia dalam dua gelombang migrasi. Gelombang pertama berlangsung kira-kira 100 ribu tahun yang lalu, sedangkan gelombang kedua berlangsung kira-kira 50-70 ribu tahun yang lalu. Gelombang pertama keluar dari Afrika lewat selat kecil yang misahin Ethiopia dan Yemen, terus lanjut ke India bagian selatan, nyusurin pantai lanjut ke Paparan Sunda sampai ada yang nyeberang dengan perahu ke Paparan Sahul (Papua, Australia).

Manusia modern gelombang pertama yang sampai ke wilayah Nusantara ini berciri Melanosoid (seperti ciri orang Papua dan Aborigin). Dalam periode waktu migrasi ini, daerah kepulauan Nusantara tetap tersambung tapi bukan karena faktor tektonik, melainkan karena pada masa itu, bumi ini sedang menjalani masa jaman es (ice age) yang menyebabkan sebagian permukaan laut menyatu menjadi daratan es. Manusia modern gelombang pertama ini akhirnya menempati Nusantara sampai jaman es berakhir (es mencair menjadi lautan yang memisahkan pulau), sehingga terbentuklah Kepulauan Nusantara seperti yang kita kenal sekarang.

Kehadiran dari para petualang awal ini masih bisa kita lihat pada peradaban manusia modern yang lebih akrab kita kenal dengan kebudayaan berciri Melanesia atau golongan etnis Negrito. Beberapa di antaranya adalah:

Suku Sentinel, Onge, Jarawa di Kepulauan Andaman,
Suku Asli, Semang, Sakai di Malaysia,
Suku Mani di Thailand,
Suku Aeta, Agta, Ati di Filipina.
Suku Dani, Bauzi, Asmat, Amungme di Indonesia & Papua Nugini
Suku Aborigin Australia dan Tasmania
Dari persebaran ini, diduga kuat bahwa hampir seluruh daerah Paparan Sunda dan Sahul (mencakup seluruh wilayah Indonesia) sempat dihuni oleh orang-orang berciri Melanosoid.
Kehidupan orang Melanesia berawal dengan budaya berburu dan mengumpulkan makanan (hunter & gatherer), yang kemudian sebagian besar (kecuali Aborigin Australia) mulai mengenal pertanian, perkebunan, dan peternakan dalam skala kecil. Sayangnya, kebudayaan agrikultur ini tidak berkembang dengan skala luas karena kecenderungan masyarakat Melanesia yang berjumlah kecil dan terpisah jauh dengan suku tetangga lain. Hal ini juga yang menyebabkan orang Melanesia bisa hidup tanpa perlu mengembangkan pertanian dan peternakan dalam skala besar, dan juga tidak ada desakan lingkungan untuk membentuk struktur kemasyarakatan yang kompleks dan sistematis.

Terlepas dari itu, sebetulnya kalo ditanya siapakah orang 'pribumi' pertama yang nempatin Kepulauan Nusantara? Jawabannya jelas adalah orang-orang Melanesia. Mereka bahkan diduga kuat sebagai penyebab hilangnya Homo erectus di Paparan Sunda (entah dengan cara pembunuhan maupun perkawinan). Serunya lagi, para arkeolog dan paleontolog juga menduga bahwa manusia modern berciri Melanosoid ini diduga kuat pernah hidup bersama satu pulau dengan human-species lain yang merupakan keturunan dari Homo erectus yaitu Homo floresiensis di Kepulauan Flores.

Tapi kok kenapa orang-orang gelombang pertama yang masuk ke Nusantara ini cuma nyisa di pedalaman Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya? Kenapa tidak terus membangun budaya di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan? Sampai saat ini para ahli sejarah belum menemukan jawaban yang pasti. Namun dugaan terkuat hilangnya komunitas Melanesia di wilayah barat Indonesia adalah diakibatkan karena kedatangan rombongan manusia modern gelombang berikutnya dalam jumlah besar, yang dateng dengan make perahu-perahu kecil mereka yang terbilang cukup canggih untuk ukuran waktu itu. Nothing lasts forever di dunia ini.

Halaman Intro 1  2  3  4  5  6  7

Kedatangan Homo erectus

Jauh sebelum manusia modern (homo sapiens) datang ke kepulauan Nusantara, kaum pendatang pertama yang tiba di tanah yang kelak bernama Indonesia ini adalah Homo erectus yang melakukan migrasi panjang dari Afrika sekitar 1,8 juta tahun yang lalu. Kenapa gue bahas kok jauh banget sampai ke Homo erectus segala? Karena bisa dibilang, Homo erectus inilah penduduk yang paling lama tinggal tanah Nusantara ini yaitu sekitar 1,5 - 1,7 juta tahun!

Migrasi panjang Homo erectus dari Afrika ke berbagai penjuru dunia memang cukup fenomenal dan sedikit banyak masih keberadaan mereka membentuk ekosistem yang kita kenal sekarang ini. Dari sekian banyak kelompok Homo erectus yang terpencar menuju Eropa, Asia Tengah, India, ada beberapa yang mencoba “nekat” nyusurin garis pantai selatan sampe ke Nusa Tenggara Timur, tepatnya Pulau Flores.

Mungkin ada sebagian yang bingung, gimana caranya erectus bisa nyeberangin laut? Perlu diingat bahwa garis batas daratan dan lautan yang kita kenal sebagai peta dunia modern sekarang itu berbeda dengan keadaan bumi 1-2 juta tahun yang lalu. Sekitar 1-2 juta tahun yang lalu, Pulau Jawa, Sumatera, dll itu belum terpisah alias masih menyatu. Jadi, 1,8 juta tahun yang lalu tuh homo erectus bisa jalan kaki dari Vietnam sampai ke Bali tanpa menyeberangi laut.
Erectus ini kemudian beranak pinak dan nyebar ke seluruh Paparan Sunda (Sunda Shelf) termasuk beberapa di antaranya yang nyeberang laut sampai Flores. Jadi bisa dibayangin bahwa Homo Erectus ini udah "ngacak-ngacak" kepulauan Nusantara kita selama 1,5 juta tahun dengan berburu, membuat api, membentuk kelompok-kelompok, berperang, dlsb sampai akhirnya punah kira-kira 100,000 tahun yang lalu.

Halaman Intro 1  2  3  4  5  6  7

Demi Peran Joker di Suicide Squad, Jared Leto Temui Psikopat

WaktuCom - Los Angeles - Karakter penjahat super sinting dari kota Gotham, Joker, rupanya menjadi peran yang penuh tantangan buat para aktor yang memainkannya. Lihat saja upaya Heath Ledger. Ledger yang memerankan Joker dalam The Dark Knight, sempat hidup menyendiri di sebuah hotel demi merasuk dalam karakter ini. Ia bahkan sempat mengaku menderita stres dan insomnia hingga harus dibantu dengan obat tidur.


Sekarang, pemeran Joker yang baru, Jared Leto, juga mengeluarkan usaha ekstra untuk bisa menghidupkan karakter ini di film Suicide Squad.
Seperti dilansir dari Independent, Senin (18/4/2016), salah satu upaya yang ia lakukan adalah bertemu dengan para psikopat.

"Aku bertemu dengan ahli, dokter, dan psikiater yang menangani para psikopat dan pelaku kejahatan yang sangat berat. Aku bertemu orang-orang ini (psikopat dan kriminal) juga, mereka yang telah dirawat dalam waktu yang lama," ujar Jared Leto kepada Entertainment Weekly.

Peraih Oscar ini menyebut Joker adalah karakter yang sangat unik baginya. "Ini adalah peran yang memabukkan. Kamu punya kesempatan untuk melanggar aturan dan menantang dirimu dan orang-orang di sekitarmu dengan cara yang sangat unik," katanya.

Meski 'menjinakkan' peran ini bukan perkara mudah, Jared Leto mengaku sangat menikmati berakting sebagai Joker. Ia pun, kini sudah memiliki identitas Joker miliknya sendiri, yang mungkin akan berbeda dengan Joker yang dimainkan oleh Heath Ledger dan Jack Nicholson.

"Untuk Joker, kekerasan adalah sebuah simfoni. Ini adalah seseorang yang mendapatkan kepuasan besar dari tindak kekerasan dan manipulasi," katanya.
Jared Leto juga menceritakan bahwa ia banyak berdiskusi dengan sang sutradara Suicide Squad, David Ayer, untuk menghidupkan karakter ini. Jared Leto merasa bahwa Ayer yakin bahwa dirinya akan habis-habisan bereksperimen dan mengeksplorasi karakter Joker.

"Dia benar-benar membiarkanku lepas dan juga menyemangatiku. Adalah satu hal yang sangat berharga saat kamu bekerja bersama sutradara yang benar-benar menyemangatimu," kata Jared Leto.

Wajarkah Merasa Lelah Setelah Bercinta?

WaktuCom - Jakarta - Nafas terengah-engah menjadi bagian penutup setelah dua insan berhasil merasakan puncaknya bercinta. Bahkan sebagian besar pasangan memilih langsung memejamkan mata, tidur dengan pulas akibat kelelahan usai bercinta.



Ada yang berpendapat bahwa kelelahan setelah bercinta berasal dari faktor usia. Namun ternyata ada sejumlah alasan yang lebih tepat, seperti dilansir dari laman mensxp.com, Selasa (19/4/2016).

1. Seks membuang energi

Seks menjadi aktivitas fisik yang ternyata termasuk dalam bentuk latihan yang mengeluarkan energi dari dalam tubuh. Bukan hanya sebatas fisik, otak pun terpicu saat memulai jalannya bercinta yang di awali dari rasa ketertarikan, rasa keintiman, sehingga seksual membangun kesadaran manusia.

Bahkan saat individu akan ejakulasi dan orgasme, energi akan diserap dan seluruh tubuh serta pikiran akan bekerja secara sadar untuk membuat diri sendiri dan pasangan menikmatinya dan melupakan sementara energi yang terbuang. Setelah mencapai titik klimaks maka kondisi terengah-engah atau seperti sesak napas akan terasa sedikit demi sedikit yang membuat Anda merasa kelelahan.

2. Melakukan seks larut malam

Melakukan seks di malam hari atau sebelum tidur adalah kunci sukses dapatkan tidur nyenyak. Namun jika melakukannya terlalu larut pun seks tidak memberikan hasil yang maksimal.

Sewajarnya tubuh harus beristirahat selama delapan jam untuk mendapatkan kesegaran dan kebugaran saat bangun di pagi hari. Jika Anda dan pasangan melakukan seks terlalu malam akan mengakibatkan rasa lesu di pagi hari dan mengurangi waktu tidur normal Anda.

3. Anemia pengaruhi libido

Orang yang menderita anemia akan merasa lebih lelah dan lesu setelah berhubungan intim. Kekurangan zat besi memengaruhi nafsu seksual orang yang menderita anemia. Untuk memperbaiki kondisi tersebut Anda dapat mengambil vitamin yang mengandung zat besi, atau suplemen khusus dan juga mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, sehingga dapat meningkatkan energi serta meningkatkan libido.

4. Kondisi stres akibatkan rasa lelah berlebih

Paham mengenai stres dan seks tak akan berjalan dengan baik memang menjadi fakta yang berkembang. Saat kondisi stres, individu akan merasakan lelah fisik juga psikologis sehingga cukup mempengaruhi kehidupan seks pasangan.

Stres yang mampu menurunkan nafsu seksual mungkin akan mengganggu produktivitas manusia. Untuk menanggulanginya Anda bisa memulai dengan mendengarkan musik yang menenangkan, berekreasi di tengah jadwal sibuk, atau hanya dengan melakukan jogging secara rutin sekali atau dua kali sehari untuk membebaskan diri dari kondisi stres.

5. Sesi seks yang terlalu cepat

Seks memang dapat dikatakan sebagai hal yang adiktif yang memungkinkan individu menginginkan seks secara terus menerus - tanpa memberikan waktu untuk tubuh bersantai atau beristirahat sejenak.

Jika Anda dan pasangan menginginkan seks maraton maka hal yang perlu diperhatikan ialah menjaga asupan air agar terhindar dari dehidrasi. Sebab saat melakukan seks tubuh akan menguras cairan. Bukan hanya saat ejakulasi, juga cairan keringat saat seks sedang berlangsung.

Pengamat: Ahok Keras Tapi Bermanfaat untuk Rakyat

WaktuCom - Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Poernama atau Ahok dikenal keras dan tegas, dalam memimpin Ibu Kota‎. Kata-kata kasar pun kerap dikeluarkan Ahok, untuk mempertahankan kebenarannya.


Namun di balik karakter kerasnya itu, Ahok dinilai sudah memberikan banyak manfaat dan perubahan, selama memimpin dan membenahi Ibu Kota.

‎Seperti berkurangnya titik banjir karena sudah banyak sumur resapan, kemacetan dan transportasi mulai membaik, keterbukaan anggaran, serta tata kelola birokrasi yang semakin baik.

‎"Pemimpin itu harus melakukan perubahan atau terobosan. Jika pemimpin tidak melakukan terobosan, maka pemimpin itu bisa dikatakan melakukan penyimpangan,” kata pengamat politik dari Rumah Politik Indonesia Fernando Emas di Jakarta, Senin (19/4/2016).

Fernando yang juga dosen FISIP Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta ini mencontohkan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat mengeluarkan Kartu Sehat dan Kartu Pintar, banyak yang menentang dan menimbulkan reaksi. Namun, kini banyak masyarakat merasakan manfaat program tersebut.

Begitu juga Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang mengeluarkan kebijakan penenggelaman kapal pelaku illegal fishing, juga menuai reaksi. Termasuk, Menko Bidang Maritim Rizal Ramli yang mengeluarkan jurus 'Rajawali Ngepret' dan dianggap membuat gaduh.

"Kan banyak yang bilang hidup di Jakarta keras, kalau pemimpinnya lembek bagaimana nasib Jakarta ini? Yang ada Jakarta enggak akan maju-maju. Jadi, Ahok ini tegas dan kebijakannya mengundang reaksi keras, tapi nyatanya sama seperti Jokowi, Rizal Ramli, atau Susi. Keras tapi bermanfaat untuk rakyat," Ferdando menegaskan.

Menurut Fernando, saat ini banyak pihak yang menuding Ahok telah melanggar izin dan kewenangan reklamasi. Nyatanya, Ahok telah bekerja sesuai undang-undang.

Dia menduga, ada kelompok yang sengaja mencari-cari kesalahan pemimpin yang melakukan terobosan untuk kesejahteraan masyarakat.

"Setiap terobosan yang dilakukan Ahok, kami yakini akan bermanfaat untuk masyarakat. Presiden Jokowi juga sudah katakan jika negeri ini butuh pemimpin yang berani, tegas dan jujur. Kriteria itu ada di Ahok," Fernando menandaskan.

Ahok: Manusia Perahu Biarin Saja, Nanti Juga Kapok

WaktuCom - Jakarta - Sejumlah warga Pasar Ikan dan Kampung Aquarium, Jakarta Utara, kini menjadikan perahu sebagai tempat tinggal. Ini lantaran rumah mereka telah rata dengan tanah usai digusur Pemprov DKI Jakarta.


Menanggapi itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan tidak masalah. Mereka yang hidup di atas perahu lambat laun akan hilang dengan sendirinya.

"Biarin saja dia mau di perahu. Nanti kamu kalau nginjak-nginjak negara bikin tenda lagi, ya kita sikat. Jangan kasian, justru dia kurang ajar menyengsarakan keluarganya. Nanti dia juga kapok," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (14/4/2016).

Menurut Ahok, para manusia perahu punya maksud lain yakni menunggu kesempatan menduduki kembali lahan negara. Padahal Pemprov telah menyiapkan rusun Marunda bagi para nelayan dan warga gusuran Luar Batang.

"Maksud saya kalau kamu profesi nelayan, kenapa sih enggak mau pindah di Rusun Marunda? Kan dekat juga. Anak Anda dijemput bus sekolah, buat apa sengsarakan keluarga. Atau pindah ke rumah susun Pulau Seribu pun kalau sudah jadi boleh. Jadi, siapa yang sengsarakan siapa, enggak usah bikin film sinetron lah," tegas Ahok.

Mantan politikus Gerindra itu heran atas sikap sebagian nelayan yang menolak rusun Marunda dengan alasan jauh. Padahal, Pemprov DKI telah menyediakan moda transportasi gratis untuk memudahkan aktivitas mereka.

"Banyak (pekerja) yang datang dari luar Jakarta kok. Belagu amat sih mesti tinggal di Jakarta. Kan saya kasih bus loh! Saya kirim bus sekolah dan bus Transjakarta ke semua rusun," tegas dia.

Ahok juga membantah bila proyek reklamasi berimbas pada berkurangnya ikan untuk nelayan dan peternak kerang hijau di teluk Jakarta.

"Mana ada ikan di Teluk Jakarta, kamu kira teluk di Belitung? Kamu tanya, mana ada? Sekarang kalau dari dulu Teluk Jakarta ada ikan, sekarang oke, ada yang belum direklamasi di Marunda, kamu bisa cari ikan enggak di situ?" kata Ahok

Selain itu, menurut Ahok, kerang hijau di Teluk Jakarta sudah masuk dalam ambang batas berbahaya karena mengandung kadar logam berat di atas 15 persen. Karena hal tersebut, Ahok menilai penggusuran nelayan di sana adalah tindakan benar.

"Sebetulnya tuh kerang hijau kalau bukan karena masyarakat udah saya tutup. Sekarang mana ahli lingkungan hidup, sekarang kamu periksa kerang hijau di situ, boleh dikonsumsi enggak sebetulnya? Seluruh kerang hijau enggak boleh dikonsumsi," ucap dia.

Mantan bupati Belitung Timur itu pun menyarankan para nelayan dan manusia perahu pindah ke rusun Marunda atau ke rusun di Pulau Seribu. Sebab, Pemprov telah membuat tambak kerapu sebagai salah satu solusi bagi nelayan yang penghasilannya berkurang.

"Mau bangun apartemen di Pulau Seribu, nelayan tinggal di situ, tambak saya kasih, kapal saya kasih, naik kapal naik bus tidak bayar ke Jakarta, dan harga beras di sana saya jamin sama dengan Jakarta," ujar Ahok.

Ahok Sebut BPK Ngaco, Ini Komentar Legislator

WaktuCom - Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebut audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ngaco terkait pembelian Rumah Sakit Sumber Waras. Hal tersebut‎ Ahok katakan saat memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).


Anggota DPR Komisi XI Hendrawan Supratikno ikut buka suara terkait pernyataan Ahok tersebut. Menurut dia, pernyataan BPK adalah fakta.

"Ngaco Ahok itu. Kan biasa dalam audit, BPK sampaikan temuan awal, minta tanggapan dari yang diaudit (Pemprov DKI Jakarta), ada ketidaksamaan yang diaudit," kata Hendrawan Supratikno di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (13/4/2016)

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menilai laporan BPK sudah final dan tinggal meneliti Ahok. Terlebih, lanjut dia, dalam hasil audit tersebut juga ditemukan adanya indikasi pelanggaran hukum.

"Ini sudah final laporan BPK, enggak bisa lagi, sekarang Ahok lagi diteliti, BPK bilang rugikan negara, perkaya orang lain, ada indikasi langgar hukum, Ahok sepertinya melanggar hukum," sambung Hendrawan.


Dia menilai Ahok memanfaatkan sentimen publik terhadap krisis kepercayaan terhadap lembaga negara. Mantan Bupati Belitung Timur itu, lanjut dia, ingin mengesankan seolah-olah lembaga negara dihuni orang bermasalah.

"Motif Ahok hanya perkuat pandangannya, manfaatkan sentimen publik terhadap krisis kepercayaan kepada lembaga-lembaga, seolah-olah lembaga negara ini diisi oleh orang yang bermasalah, parasitik," ujar Hendrawan.

Untuk itu, dia meminta agar KPK bersikap independen dan tidak terpengaruh opini. Ia juga mengimbau agar publik mendorong agar lembaga antirasuah mempercepat pemeriksaan kasus RS Sumber Waras.

"KPK harus independen dan keputusannya tidak diombang-ambing dengan opini publik yang sedang dibangun Ahok Kita dorong KPK untuk mempercepat pemeriksaan kasus Sumber Waras," harap Hendrawan.

Ruhut Membela

Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul menilai pernyataan Ahok tidak memiliki maksud untuk menghina lembaga negara. Ini sama saja seperti ketika ada orang yang mengatakan DPR ngaco karena tidak sedikit anggota dewan terlibat kasus hukum dan etik.

"Maksud Ahok itu orangnya. Ketua BPK mungkin mikirin Panama Papers. Karena kan kadang-kadang Ahok orangnya, misal dia bilang DPR ngaco, yang ngaco anggotanya. Pak Ahok melihat BPK sebagai lembaga dihormati," kata Ruhut.

Politikus Partai Demokrat ini berujar, dalam melakukan audit terhadap pembelian lahan RS Sumber Waras, BPK masih menggunakan Undang-Undang yang lama‎. Sedangkan, pembelian lahan RS Sumber Warat tersebut dilakukan pada 2014.

"Yang dilakukan BPK menggunakan audit UU 2012, bukan pakai UU 2014," ujar Ruhut.

Selain itu, Ruhut mengatakan, apa pun yang terkait Ahok pasti dikaitkan dalam pusaran politik. Sebab, lanjut dia, Ahok adalah orang yang bersih.

"Kalau bicara Ahok, yang aneh-aneh saja bisa semua politik. Kasarnya gini, Ahok ini orang yang jujur dan yang enggak suka Ahok bukan orang yang jujur," Ruhut Sitompul menandaskan.

Ahok Sindir Yusril Daftar Cagub DKI ke PDIP

WaktuCom - Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyindir Yusril Ihza Mahendra yang gencar mendaftarkan diri dalam penjaringan bakal calon gubernur lewat partai lain. Padahal Yusril saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang.


"Ini pertama dalam sejarah ada ketua umum partai yang enggak dapat suara melamar ke partai lain. Seru juga," kata Ahok di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (8/4/2016).

Yusril telah mendaftarkan diri sebagai calon gubernur DKI Jakarta melalui PDIP dan Gerindra. Sebab, PBB tidak memiliki kursi satu pun di DPRD DKI.

Sedangkan untuk dapat mencalonkan diri sebagai calon gubernur DKI, diperlukan minimal 21 kursi.



Ahok menegaskan, tidak akan menempuh cara yang sama dengan Yusril, bahkan ke PDIP sekalipun.

"Aku kan enggak menerima pendaftaran dan enggak mendaftar," ujar Ahok.

Saat berada di markas PDIP, Yusril sempat menyampaikan harapannya untuk berduet dengan Boy Sadikin di Pilkada DKI Jakarta.

"Andai kata PDIP memutuskan bahwa saya akan dipasangkan dengan Boy Sadikin, ya syukur alhamdulillah. Mudah-mudahan itu akan lebih baik bagi semua pihak," ‎ucap Yusril di Kantor DPP PDIP, Jakarta Selatan kemarin.

Yusril Ihza Mahendra mengatakan, saat ini rencana duet antara dia dan Boy Sadikin tengah dibahas intensif oleh PDIP. "Mudah-mudahan arahnya ke sana," kata Yusril.

Ini Perubahan Tubuh Usai Berhenti Merokok dari Menit ke Tahun

WaktuCom - London - Dampak merokok bagi tubuh sungguh luar biasa mengganggu kesehatan. Mulai dari merugikan pembuluh darah hingga sistem peredaran darah.


Bagi mereka yang sudah kecanduan nikotin, berhenti merokok merupakan hal yang sulit jika tidak diiringi niat kuat. Namun, Anda perlu tahu bahwa beberapa menit setelah tidak menghisap rokok, tubuh memperlihatkan perubahan.


"Pada saat merokok ada 5.000 bahan kimia berbahaya yang dilepaskan. Hal ini paling tidak menyebabkan 14 jenis kanker. Jika Anda merokok, baik perokok sosial atau bukan, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah berhenti," terang petugas kesehatan dari Cancer Research UK, The Cunningham.

Berikut perubahan yang terjadi pada tubuh usai berhenti merokok dari menit ke menit lalu ke tahun seperti dikutip laman Independent, Selasa (5/4/2016).

20 Menit

Saat Anda menghisap rokok, asap dan nikotin masuk ke aliran darah. Hal ini bisa meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung. Setelah 20 menit Anda berhenti merokok denyut jantung dan tekanan darah kembali normal.

8 Jam

Saat merokok, tubuh menghisap gas beracun monoksida yang merupakan satu dari 4.000 bahan kimia lain yang masuk ke tubuh saat merokok. Di Inggris sendiri, lebih dari 40 orang meninggal karena menghisap karbon monoksida.
Setelah Anda tidak merokok selama delapan jam, nikotin dan karbon monoksida mulai meninggalkan tubuh. Tingkat oksigen dalam tubuh pun kembali normal.

24 Jam

Sehari setelah tak merokok, paru-paru mulai membersihkan diri dari lendir maupun partikel yang disebabkan karena merokok

48 Jam

Dua hari sesudah berhenti merokok, kandungan dalam rokok yang menyebabkan kecanduan yakni nikotin, mulai hilang dari tubuh.

2-12 Minggu

Seperti kita tahu merokok memengaruhi sirkulasi darah. Hal ini membuat aktivitas fisik perokok jadi lebih berat. Jika berhenti merokok aktivitas fisik jadi lebih mudah dan bernapas lebih baik.
3-9 Bulan

Setelah beberapa bulan berhenti merokok, kesehatan Anda jauh lebih baik. Kerja paru-paru jadi lebih baik. Batuk, mengi, dan masalah pernapasan lainnya berangsur-angsur membaik.

1 tahun

Merokok sebabkan lapisan arteri rusak dan menyebabkan zat lemak mempersempit arteri. Sehingga memperbesar risiko terkena serangan jantung dan stroke.

Namun sesudah satu tahun berhenti merokok, risiko Anda terkena penyakit jantung koroner berkurang setengah dari mereka yang masih merokok.

Cabuli Empat Siswanya, Guru SD Diringkus Polisi

WaktuCom - Personel Satuan Reskrim Polresta Medan mengamankan oknum guru berinisial TH (44) warga Jalan Gaperta, Helvetia yang dituduh melakukan pencabulan terhadap empat orang pelajar Sekolah Dasar.


Kanit PPA Satuan Reskrim Polresta Medan Iptu Gabriella Gultom di Medan, Jumat, membenarkan oknum guru tersebut telah ditahan untuk proses hukum lebih lanjut.

Empat pelajar Sekolah Dasar (SD) yang menjadi korban pelecehan itu, menurut dia, DNS (11), IAG (11), JA (11) siswa kelas V SD dan RRG (10) pelajar kelas IV SD, warga Helvetia Tengah.

"Tersangka diserahkan pihak keluarga korban ke Polresta Medan dan saat ini Berita Acara Pemeriksaan telah kita kirim ke Kejaksaan Negeri Medan," ujar Iptu Gabriella.

Ia menjelaskan, perbuatan cabul tersebut dilakukan tersangka kepada siswanya sejak bulan Februari 2016. Namun, akhirnya terbongkar pada bulan Maret 2016.

Bahkan, oknum guru tersebut melakukannya saat berada di sekolah dan rumah tersangka yang dijadikan tempat les.

Terbongkar kasus itu, berawal dari cerita mulut ke mulut orang tua murid bersama keluarga korban JA (11).

"Ketika itu, orang tua murid menyebutkan bahwa kelakuan oknum guru di sekolah SD ini aneh. Mendengar informasi tersebut, orang tua JA menanyakan kepada anaknya," ujar Gabriella.

Saat ditanya apa keanehan gurunya tersebut, JA mengaku telah menerima perlakuan tidak senonoh dari tersangka.

"Keluarga JA, kemudian membuat laporan sekaligus memboyong oknum guru TH ke Polresta Medan," katanya.

Dalam pemeriksaan, korban mengaku ada lagi temannya yang menjadi korban perbuatan tidak senonoh yang dilakukan tersangka. "Semuanya ada empat korban dan masih satu sekolah. Cuma yang menbuat pengaduan hanya keluarga JA," katanya.

Modus tersangka, ketika mengajar di sekolah atau les di rumahnya mempunyai cara tersendiri, yakni kalau anak muridnya bisa menjawab pertanyaan dicium pipinya dan dipeluk.

Wanita Perlu Ketahui Kesalahpahaman Kondom

WaktuCom - Jakarta - Sebuah penelitian yang terbit dalam Journal of Sex Research mewawancarai 25 wanita berusia 18 hingga 24 tahun yang aktif secara seksual.

Hasil penelitian menemukan, hanya dua dari 25 wanita tadi menggunakan kondom saat bercinta secara konsisten. Seperti dikutip laman Women's Health, Kamis (31/3/2016) kondom yang menjadi satu-satunya alat untuk mencegah kehamilan sekaligus infeksi menular seksual (IMS) ternyata masih jarang digunakan para wanita.

Para wanita dalam penelitian tersebut juga mengungkapkan alasan mereka tidak menyukai alat kontrasepsi tersebut. Banyak dari mereka yang masih salah dalam memahami kegunaan kondom yang sebenarnya. Berikut kesalahpahaman yang perlu diketahui para wanita untuk kesehatan Miss V, serta untuk aktivitas bercinta yang aman.

#Kesalahpahaman 1

Penggunaan kondom saat bercinta berguna untuk mengatasi kondisi kering pada Miss V juga mempermudah gesekan dalam setiap posisi seks. Penelitian pun menunjukkan wanita lebih merasa puas ketika mereka menggunakan kondom yang dijadikan untuk pelumas, namun penggunaan kondom juga dapat meningkatkan kondisi panas pada Miss V yang dapat menyebabkan ruam.

#Kesalahpahaman 2

Kondom dapat mengakibatkan infeksi saluran kencing, di mana penyebab utamanya berasal dari seks ketika kondom robek atau iritasi akibat lubrikasi yang kurang.

#Kesalahpahaman 3

Peserta dalam penelitian tidak mempercayai bahwa kondom adalah satu-satunya alat untuk mencegah kehamilan. Namun 98 persen kondom akan bekerja secara efektif untuk mencegah kehamilan, jika digunakan dengan cara yang tepat.

# Kesalahpahaman 4

Beberapa peserta menggunakan kondom selama menstruasi untuk mencegah kehamilan. Pemikiran ini dianggap sebagai ide yang baik menurut para peneliti. Peneliti mengungkapkan bercinta saat menstruasi masih memiliki kemungkinan para wanita untuk hamil, karena sperma bisa bertahan selama beberapa hari di dalam tubuh wanita.

Jika wanita tersebut memiliki siklus yang pendek, sperma yang masih berada di tubuhnya dapat mengakibatkan kehamilan saat masih ovulasinya tiba.

Pengamat: Belum Ada Parpol Mampu Cari Calon Penantang Ahok

WaktuCom - Jakarta - Elektabilitas calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok belum terkalahkan untuk kembali maju di Pilkada DKI 2017. Terbukti berdasarkan sejumlah penelitian di lembaga survei, calon-calon yang bermunculan saat ini dianggap belum mampu menyaingi popularitas dan elektabilitas Ahok.


‎Apalagi sejumlah partai politik hingga saat kini belum bisa memberikan kandidat yang mampu bersaing melawan Ahok.

Pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan, sejauh ini parpol masih terjebak dalam prosedur mereka dalam menentukan kandidat. Mekanisme yang panjang melalui penjaringan dan sebagainya membuat kesempatan publik untuk mengenal calon pemimpinnya sangat sedikit.

"Sebaiknya tabiat mencalonkan kepala daerah last minute itu harus dihindari karena tak memberi kesempatan warga DKI mengenali calon mereka lebih dalam," ucap Ray dalam  diskusi bertajuk 'Pilkada DKI: Mencari Alternatif Selain Ahok' di kantor PARA Syndicat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (1/4/2016).


Terlebih jika tokoh yang dimunculkan nanti tidak sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat. Kondisi ini tentu sangat menguntungkan Ahok yang telah menyatakan niatnya untuk kembali maju setahun sebelum pelaksanaan Pilkada DKI 2017.

"Sayangnya sampai saat ini belum ada, sehingga semua terfokus kepada Ahok.‎ Jadi ini hanya berbicara calonnya Ahok dan bukan Ahok," tutur dia.

‎Selain itu, kata Ray, elektabilitas Ahok yang semakin tak terbendung membuat parpol gelagapan. Mereka dianggap terlambat bangun menyikapi situasi politik saat ini. Apalagi Ahok semakin kuat maju melalui jalur independen dengan dukungan sejumlah relawannya.

"Parpol gagap. Mereka terlambat bangun. Ahok sudah kantongi setidaknya 60% kemenangan, mereka malah belum punya calon," ucap Ray.

Cara parpol merespons kondisi ini dengan memunculkan isu-isu SARA, ungkap Ray, justru akan merugikan mereka. Apalagi pemilih di Jakarta cenderung pragmatis. Mereka hanya akan memilih pemimpin yang mampu mengatasi persoalannya dengan nyata.

"Itu kan tidak bagus. Parpol harus alihkan isu SARA ke isu subtantif. Sayangnya, perdebatan prestasi Ahok justru jarang dibicarakan," kata dia.

Isu SARA di Jakarta, kata dia, sangat tidak efektif. Berdasarkan ‎hasil survei yang dilakukan oleh LSI Denny JA beberapa waktu lalu, 40 persen warga muslim di DKI tak memilih Ahok karena suku dan agamanya. Sementara 60 persen warga muslim DKI tak mempersoalkan itu.

"Artinya Ahok sudah bisa mendapatkan 70 persen lebih jika ditambahkan dengan warga non-muslim yang mendukung mereka," pungkas Ray.

 
WaktuCom: Kumpulan Berita Online Terpercaya